RSS

Tentang Haiku

ふるさとは  (Furusato ha)  my hometown
いとこの多し  (Itoko no Ooshi)  many cousins-
桃の花  (Momo no hana)  peach blossom

-Shiki 1895 (Meiji 28)-

Kawan, bersediakah kalian untuk saya ajak mempelajari suatu karya sastra pada kesempatan kali ini? Jika ya, mari ikut mengenali Haiku. Apa itu Haiku? Adakah diantara kawan semua yang sudah mengenal sebelumnya? Haiku adalah sejenis Japanese Poetry dalam versi pendek. Ada beberapa hal esensial yang terkandung dalam sebuah Haiku, antara lain: seasonal word(s)cutting, dan yang terakhir, suatu Haiku itu umumnya berfrase 5-7-5 (total 17 suku kata).

Sebagai informasi tambahan, modern haiku yang banyak kita temui sekarang ini di Jepang dikembangkan dan dipopulerkan oleh Masaoka Shiki. Shiki adalah seorang kritikus sastra yang terkenal di zaman Meiji. Dan ada satu hal yang kawan harus tahu nih: Masaoka Shiki itu dilahirkan di Matsuyama, Ehime. ^_^ Ehime memang tidak semetropolitan Tokyo atau Osaka, tapi Ehime itu kaya akan peninggalan budaya, sejarah, dan sastra Jepang. Lain waktu, semoga saya berkesempatan mengulasnya. Insya Allah.

Berikut ini adalah sebuah potret kota Matsuyama. Banyak cerita dan guratan budaya, sejarah, dan sastra yang bisa kawan lihat dalam gambar tersebut:

Read more…

 
7 Comments

Posted by on 29 March 2012 in Budaya

 

Tags: , , , ,

Bujang dan Api

Susahnya kalau jadi bujangan
Hidup tidak akan bisa tenang
Urusi segala macam sendirian

Bukan, bukan aku yang menyanyikan kembali lagu Bang Rhoma Irama itu, kawan. Sungguh, bukan aku. Sepertinya salah seorang bujang yang tinggal dilantai 2 yang menyanyikan lagu itu. Meski hanya terdengar sayup-sayup, akan tetapi aku yakin betul itu suaranya!

***

Suasana pada sabtu pagi hari itu begitu tenang dan nyaman. Gerimis lembut mulai membasahi kotaku, kawan. Itu artinya, musim semi segera tiba. Jalanan yang basah dan aroma khas pascahujan memang menggembirakan. Ada harapan. Hari itu, seminar hasil penelitian dilab-ku cepat selesai. Tak seperti pada sabtu-sabtu sebelumnya. Saat itu memang Senseiku sedang fokus membimbing mahasiswa-mahasiswa S1 maupun S2 yang sedang berada pada tingkat akhir. Selama ini beliaupun fokus membimbing kami, tapi khusus bulan februari dan maret ini, beliau lebih mencurahkan perhatiannya pada mereka yang akan lulus. Dan perlu kawan ketahui, dibulan-bulan menjelang kelulusan itu “suhu”, tekanan, dan aktivitas laboratorium justru meningkat tajam. Alih-alih memasuki wilayah antiklimaks, saat-saat seperti itu justru mulai memasuki babak klimaks per-akademik-an. Pokoknya luar biasa dahsyat! Apabila tidak tahan, bisa terancam kelulusan kita, kawan.

Berhubung seminar selesai cepat, aku segera pulang ke apartement. Mata dan badanku lelah, kawan. Ingin sekali memejamkan mata diatas ranjangku yang nyaman dan bertabur bunga..

seperti ini ya? Read more…

 
7 Comments

Posted by on 15 February 2012 in Uncategorized

 

Lelaki itu #2

Matsuyama, 25 Januari 2012

Salju intens turun di Matsuyama. Pagi maupun malam hari. Tumben. Kota kecil tempatku belajar yang terletak pada 132 derajat 46 menit bujur timur dan 33 derajat 50 menit lintang utara itu sangat jarang tertabur salju dari langit. Tapi kali ini dia menjadi tambah cantik. Cocok sekali jika dia menjadi ibukota sebuah Prefektur “Putri Cinta”. Ya, Prefektur Ehime (愛媛) memang secara harfiah berarti demikian. Nama Ehime tersusun dari dua karakter kanji yaitu 愛 (ai) yang bermakna cinta dan 媛 (hime) yang berarti putri.

***

Ditengah jalan dan hujan salju itu, pikiranku melayang terbang menuju zaman Sanosuke Harada kecil. Pemimpin Unit-Kesepuluh Tentara Shinsengumi itu memang lahir di Matsuyama. Samurai pemberani yang sosoknya menginspirasi beberapa karakter anime ataupun manga itu lebih lihai menggunakan tombak bermata daripada pedang dikarenakan dia dididik dan dilatih pada perguruan Houzouin-Ryu. Aku membayangkan betapa kerasnya dia berlatih memainkan tombaknya itu. Akupun coba menyeketsakan perjuangan Harada kecil dalam pikiranku: berjuang, gagal, bangkit lagi, patah tombak, berjuang lagi, jatuh lagi, dan bangkit lagi, begitu berulang-ulang. Tak peduli diteriknya musim panas atau bahkan didinginnya musim dingin, aku yakin dia bangkit lagi. Tapi, ada satu hal yang tak bisa kujawab: apakah dalam setiap siklus gagal-berhasilnya itu, senantiasa ada senyum diwajahnya? atau setidaknya, selalukah ada keceriaan didalam hatinya disaat-saat seperti itu? Jikalaupun tidak ada senyum dan keceriaannya, ingin sekali aku hadir disana untuk memberikan senyum dan keceriaan pada Harada kecil yang giat berlatih.

*** Read more

 
10 Comments

Posted by on 26 January 2012 in Uncategorized

 

Tags:

Teman Baru; cerita tentang dia yang lucu

the daylight’s fading slowly

but time with you is standing still

Mendengar Andrea Corr menyanyikan lagu berjudul Breathless malam-malam begini ternyata asik juga, kawan. Setidaknya, harmoni musik yang dibawakan grup band asal Irlandia itu dapat mengusir rasa kantukku. Ah sudahlah, biarkan suara Andrea yang merdu itu meliuk-liuk, kawan. Jangan ganggu dia! Jangan ganggu kesenangannya. Karena memang dia suka bernyanyi. Jangan ganggu dia. Karena jika dia mogok bernyayi malam ini, aku akan kembali mengantuk. hehe.

Kawan, maukah kau temani aku malam ini? Duduk yang manis disana, ya?! Jangan ganggu aku. Cukup temani saja. Biarkan jemari ini lincah melompat menyusun huruf demi huruf agar blog ini kembali menjadi ramai dengan celoteh anak negeri. ^_^  Oia, lama juga ya tak menyapa kalian. Saat membuka blog ini, ingin rasanya berteriak ala orang jepang yang sumringah bertemu sahabat lamanya: お久しぶり。。。! (Ohisashiburi…).  Saat ini, aku memiliki teman-teman baru yang membutuhkan perhatian serius, kawan. Selain sel-sel imut yang harus ku-“beri makan”, kini aku harus juga mengamati dan mengontrol pertumbuhan hewan-hewanpenelitianku. Dimalam yang sepi seperti ini, rasanya ingin juga kukatakan kepada mereka: the time with you is standing still.

I cannot lie

From you I cannot hide

Mau tidak mau, sedang lelah ataupun tidak, aku harus datang tepat waktu mengontrol hewan-hewan lucu itu. Yah, from you I cannot hide. Aku tidak mungkin bisa bersembunyi dari mereka. Mereka, meskipun tidak mengatakannya secara langsung, akan tetapi memberikan sinyal pesan kepadaku: “Kami akan senantiasa menantikan kedatanganmu!” Yup, jangan sampai terlambat mengecek persediaan makan dan minum mereka.

Laboratory of Animal Cell Technology, Faculty of Agriculture, Ehime University ini memiliki satu ruang khusus, didalam gedung khusus, yang khusus untuk melakukan eksperimen in vivo. Mau lihat? Yuk, mari ikut aku kesana.
Read more

 
10 Comments

Posted by on 16 December 2011 in Tentang Kampus dan Kuliah

 

Potong Rambut

Mungkin sudah empat kali semenjak kedatanganku disini, aku memotong rambutku. Tentu kawan, tidak memotongnya sendirian. Aku memiliki tempat potong rambut kesukaan disini. Disamping murah, hasilnyapun baik. Pokoknya model apapun bisa jadi deh. Mulai dari Short Spiky, Stylish Bang, Emo, Ivy League, dan gaya rambut yang lain. Klo kawan kesulitan menjelaskan modelnya, bawa saja majalah hairstyle dan tunjukkan gaya rambut yang diinginkan ke tukang-cukurnya. *Jiah, pake istilah cukur dan tukang, pula. Pasti bayangan kawan-kawan, produknya akan seperti ini ya?

Taken From: wordpress.com

Aku paling tidak suka dengan gaya rambut anak-anak jepang, Kawan. Repot dan aneh menurutku. Hampir semua anak muda Jepang, memiliki gaya rambut yang relatif sama. Seperti ini kira-kira:

Matsumoto Jun`s Hair Style (one of japanese idol) Read more…

 
13 Comments

Posted by on 30 June 2011 in Uncategorized

 

Hujan Akhir Mei

Hime sama, mengapa Tuts-tuts itu kau tekan? Bukan karena kau tak pandai memainkan piano. Tapi justru karena jemarimu lincah menari memainkan melodi. Aku tak kenal engkau, apalagi bertatap muka denganmu. Yang aku tahu, nada pianomu masuk ke kamarku. Mungkin nada itu telah kau titipkan pada air mineral didalam gelasmu yang bening. Kemudian air itu menguap. Menyublim. Menjadi awan. Awan berjalan keatas kamarku. Dan dan dan, dia teteskan rerintik hujan diatas kamarku. Mungkin. Yah begitulah, semua sudah tertulis.

Ah, pasti kau, hujan! Kau yang membawa nada romantis itu, bukan? Tak perlulah kau mengaku, tengok saja bunga ditepi taman itu. Mereka menjawabnya tanpa suara. Merekah. Indah. Pasti karena melodiNya yang kau mainkan. Mau apalagi? Itulah melodi paling harmonis.

Dan aku? Aku disini. Berdiri dibelakang beranda menatap bunga melalui kisi jendela.

 
6 Comments

Posted by on 29 May 2011 in Uncategorized

 

Aku dan Bahasa Jepangku

あの、じつはいま手紙を書いているんですが、ちょっと見てくださいますか。 (Ano, jitsu-wa ima tegami-o kaite-iru-n-desu-ga. Chotto mite kudasaimasuka). Kata seorang teman kepadaku. Keriting kawan! Pikiranku juga langsung menjadi keriting: bingung sebaiknya menjawab apa. Tapi aku bisa meraba-raba apa yang dia katakan. Aku merekam ada kata surat, tulis, dan minta tolong untuk dilihat. Dan kau tahu, kawan? Ternyata dugaanku benar 100%! Temanku itu baru saja menulis surat dalam bahasa Inggris dan dia meminta tolong kepadaku untuk mengoreksi kata-kata dan kalimatnya. いいですよ。 (ii desu yo). Kataku singkat, mengiyakan permintaannya.

Acap kali percakapan yang terjadi macet seketika. Atau menyasar sesaat. Bahkan kadang-kadang urung dilanjutkan. Akan tetapi yang paling sering adalah berjalan pelan-pelan dengan jawaban-jawaban singkat. Seperti percakapan diatas: pertanyaan panjang dijawab dengan gamblang tanpa basa-basi. Yah, tak ada pilihan lain kawan. Keterbatasan berbahasa. Berkomunikasipun hanya bermodalkan nekad. hehe..

Percakapan itulah yang membuat memoriku berputar menuju masa saat celana panjang abu-abu dan kemeja putih dengan badge lambang sekolah menempel dilengannya itu masih kukenakan. Mungkin sekitar delapan sampai sepuluh tahun yang lalu. Flashback.. Benarlah apa kata orang bahwa masa paling indah adalah saat kita sedang menempuh pendidikan dibangku sekolah menengah atas (SMA).

Read More…

 
21 Comments

Posted by on 27 April 2011 in Tentang Kampus dan Kuliah

 

Musisi dan Diplomasi Budaya

Rangkaian pujian, atau lebih tepatnya suatu bentuk kekaguman, yang diberikan oleh Art Gallery, Aberdeen, Scotland, kepada kelompok angklung SMA 3 Bandung saat melakukan kegiatan “Expand the Sound of Angklung 2″, yang meski dengan keterbatasan finansial, tetapi mampu menembus sudut-sudut Eropa.

Mereka berkeliling Frankfurt, Bremen, Berlin, Brussels, Paris, Aberdeen, Praha, Cerveny Kostelec, Zakopane, dan Muenchen. RM Marty M Natalegawa, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia, dalam kata pengantar buku 40 Days in Europe: Kisah Kelompok Musik Indonesia Menaklukkan Daratan Eropa, mengatakan bahwa rangkaian kegiatan yang dilakukan kelompok angklung SMA 3 Bandung (KPA3) tersebut sejatinya merupakan suatu bentuk diplomasi budaya yang sangat efektif dalam memperkenalkan Indonesia dan angklung sebagai salah satu bentuk seni budaya tradisional.

Di sisi lain, sambutan yang warga Amerika berikan terhadap kelompok musik Slank menunjukkan bahwa seni budaya Indonesia kontemporer juga cukup dikagumi oleh mancanegara. Bukan hanya kelompok musik Slank yang pernah merasakan hangatnya sambutan tuan rumah tatkala melakukan konser mancanegara, sebut saja Dewa 19, Gigi, Padi, dan bahkan orang per orang, seperti Anggun, Krisdayanti, Ruth Sahanaya, Titi DJ, dan penyanyi muda Gita Gutawa juga pernah merasakan kehangatan sambutan tersebut.

Read More…

 
2 Comments

Posted by on 24 April 2011 in Uncategorized

 

Untuk Semua

Sudah kusampaikan salammu kepada Samudera Pasifik. Kusampaikan pula salam dia untuk bunga sakura. Salam merekapun telah kubisikkan ke telinga kimono dan yukatta. Mimpi kalian untuk melihat festival-festival diatas tanah Bumi Nihon-pun telah kuutarakan.

Semoga dikemudian hari akan lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang bisa menggali ilmu dan membuka wawasan dipusat-pusat studi dan di universitas-universitas di negeri ini: Negeri Kaisar Meiji, Negeri Matahari Terbit.

Datanglah!

Read More…

 
3 Comments

Posted by on 17 April 2011 in Uncategorized

 

Belajar dari anak-anak Palestina

Kulihat anak-anak belia Palestina tak merengek, padahal panser-panser Israel meluluhlantakkan rumah mereka.
Kulihat anak-anak kecil itu tersenyum meski ayah-bunda mereka telah tiada.
Kulihat anak-anak polos itu tertawa meski pasukan Yahudi merangsek kedalam kota Gaza.

Kerasnya medan membuat mereka lebih dewasa.
Panasnya peluru membuat budi pekerti mereka lebih halus.
Dentuman dan guncangan rudal membuat senyum mereka lebih manis.
Embargo dan isolasi membuat perut mereka lebih kuat menahan lapar.
Diskusi dibawah intaian Apache membuat pikiran mereka lebih maju.
AK 47 yang menderu-deru didepan pintu rumah justru membuat mereka lebih tangguh dalam mengemban amanah.
Read More…

 
2 Comments

Posted by on 17 April 2011 in Perenungan